Grimoire Dorothy Chapter 10

Bab 10: Spiritualitas

Dalam pertempuran sebelumnya di hutan, Dorothy memanfaatkan penyergapan regu pemburu terhadap orang-orang yang dikirim organisasi misterius. Ia mengendalikan anjing hitam boneka mayat untuk merebut koper berisi "hadiah." Namun, saat itu, pemimpin regu pemburu menyadari tindakannya dan melemparkan sebilah pedang pendek yang melukai anjing hitam hingga roboh.

Tepat ketika Dorothy mengira operasi diam-diamnya gagal, pemimpin regu pemburu justru diserang oleh kapten regu organisasi misterius, yang ternyata masih belum menyerah meski sudah terluka parah. Serangan itu berhasil menjatuhkan topeng sang pemburu—pemandangan yang Dorothy lihat melalui mata boneka anjing hitam yang bersembunyi di balik semak.

Wajah di balik topeng itu langsung ia kenali. Atau lebih tepatnya, wajah yang akan segera dikenali oleh Dorothy yang asli.

Itu adalah kakaknya sendiri—Gregor—yang bertahun-tahun lalu pergi ke kota untuk mencari pekerjaan!

Meski kini tubuhnya lebih tinggi dan sikapnya lebih dewasa, Dorothy masih bisa mengenalinya sekejap berkat kenangan yang telah terpatri dalam dirinya.

Dorothy tak pernah membayangkan Gregor ternyata bergabung dengan Biro Serenity, bahkan menjabat sebagai kapten regu!

Jadi ini maksudnya setiap kali di surat dia bilang sedang “baik-baik saja”?

“Haah… jadi kau akhirnya masuk juga ke dalam sistem resmi. Tante Hannah pasti bakal senang sekali kalau mendengar kabar ini,” gumam Dorothy sambil tersenyum miring, menggeleng pelan.

Dalam ingatannya, Gregor selalu jadi biang masalah sewaktu kecil. Suka berkelahi, suka bikin onar—sangat bertolak belakang dengan Dorothy yang kalem, lembut, dan penurut. Tante Hannah sudah habis-habisan pusing memikirkan ulahnya.

Gregor punya watak yang impulsif, dan meski tak ada satu pun orang desa berani mengusiknya karena jago berkelahi, dia tak pernah tertarik belajar. Membaca dan menulis pun sering bikin dia kewalahan. Tante Hannah bahkan sudah pasrah bahwa kalaupun Gregor ke kota, paling banter hanya bisa kerja di pabrik—kalau beruntung, mungkin jadi mandor. Siapa sangka, sekarang dia malah jadi pejabat pemerintah dengan jabatan terhormat?

“Kurasa pekerjaannya toh tetap berkisar pada berkelahi, jadi ya memang cocok untuknya…”

Dorothy kembali menggeleng, menyingkirkan bayangan tentang Gregor. Perhatiannya kini beralih pada koper kayu di depannya—urusan yang jauh lebih mendesak.

“Baiklah, mari lihat seperti apa ‘hadiah besar’ yang mereka maksud…”

Dorothy meraih koper itu, lalu pergi, sosoknya menghilang ditelan malam.

Dengan membawa hasil buruannya malam itu, Dorothy kembali ke Kota Vulcan dan menuju penginapan tempatnya menginap. Begitu masuk ke kamar, ia mengunci pintu rapat-rapat.

Duduk di meja, ia meletakkan koper di atas permukaan kayu. Setelah memastikan tak ada jebakan ataupun kejutan, ia membukanya. Sebelumnya, boneka mayat sudah ia perintahkan untuk menguji koper itu, jadi ia merasa cukup aman. Kini tibalah saatnya menginspeksi isi di dalamnya.

Koper itu kecil, hanya berisi beberapa benda: sebuah map berisi dokumen, sebuah buku tipis, dan sebuah kotak kayu persegi panjang. Setelah meneliti sebentar, Dorothy memutuskan untuk mengambil map terlebih dahulu.

Isinya tak ada yang terlalu istimewa—tinta, beberapa lembar kertas kosong, dan sebuah peta County Igwynt. County Igwynt merupakan wilayah administratif Kerajaan Pritt, setara dengan sebuah provinsi. Saat ini Dorothy memang berada di wilayah tersebut.

Selain peta, di dalam map juga ada beberapa surat kiriman Edrick kepada organisasi. Isinya tak memuat informasi penting. Di sana Dorothy juga menemukan foto yang pernah ia kirim sebelumnya.

“Setidaknya aku berhasil mengambil kembali ini…”

Dorothy menyelipkan foto itu ke sakunya, lega membayangkan masalah yang bisa timbul bila benda itu jatuh ke tangan kakaknya, kapten regu pemburu.

Setelah selesai memeriksa map, Dorothy mengalihkan perhatian pada buku tipis bercover merah gelap. Pada permukaannya terukir samar sebuah simbol—hampir menyerupai cawan sederhana.

Dorothy menatapnya sekilas sebelum memungutnya. Saat tangannya menyentuh sampul, alisnya langsung berkerut.

Mendadak, ia merasakan sesuatu yang ganjil dari buku tipis itu. Seakan ada daya asing yang berdenyut di dalamnya…

Sensasi aneh itu hanya membuat Dorothy terhenti sesaat. Lalu, ia membuka buku itu. Halaman pertama menampilkan kata pengantar—ditujukan khusus untuk Edrick, penerima sejati buku ini.

Selamat atas keberhasilanmu melewati ujian, Tuan Edrick. Kami tidak akan melupakan kontribusimu bagi organisasi. Seperti yang telah dijanjikan, inilah hadiah yang menjadi hakmu. Meski isi buku ini tampak sederhana, ia mengandung pengetahuan berharga dari alam di balik dunia—rahasia yang tak bisa dijangkau orang kebanyakan. Buku ini akan menuntunmu menuju yang-berada-di-balik.

Pertama-tama, kau harus memahami asal-usul dari yang-berada-di-balik. Semuanya bermula dari spiritualitas. Konsentrasi spiritualitaslah yang melahirkan ranah di balik dunia ini. Bila kau bertanya di mana spiritualitas bersemayam, jawabannya: di mana-mana. Segala sesuatu di dunia ini, termasuk dirimu sendiri, memiliki spiritualitas. Bedanya hanya pada jumlah dan kelimpahannya.

Selanjutnya, ketahuilah bahwa spiritualitas memiliki atribut. Perbedaan atribut spiritualitas menimbulkan bentuk-bentuk berbeda dari yang-berada-di-balik. Jalan seorang Beyonder adalah proses menghimpun jenis spiritualitas tertentu di dalam diri, lalu mengangkat eksistensinya!

Ada enam atribut spiritualitas, masing-masing dengan sifat unik dan makna simbolisnya. Penjelasan ini hanya gambaran singkat—hakikat sejatinya terlalu kompleks, bahkan bagi kami.

Pertama adalah "Lentera" Ketertiban, juga disebut "Cahaya" atau "Tongkat." Apa pun sebutannya, ia melambangkan sisi positif: bergerak naik, aktif, teratur, menjadi penuntun.

Kedua adalah "Bayangan," juga dikenal sebagai "Ngengat" atau "Pedang." Berlawanan dengan Lentera, ia mewakili sisi negatif: menurun, pasif, kacau, tersembunyi.

Ketiga adalah "Batu," kadang disebut pula "Koin." Ia melambangkan benda mati—gunung, air, mineral. Paling materialistis, paling duniawi, sering dianggap membosankan.

Keempat adalah "Cawan Agung"! Spiritualitas "Darah"! Spiritualitas "Daging"! Spiritualitas "Hasrat"! Ia mewakili vitalitas hidup, dorongan indra, dan kesenangan jasmani. Inilah spiritualitas terbesar, terikat pada dewa sejati terbesar! Dan inilah pula jalan yang ditakdirkan bagimu! Puji Cawan Darah! Di bawah spiritualitas agung ini, marilah kita mengikuti naluri kehidupan…

Dorothy melewati halaman-halaman selanjutnya yang penuh dengan puja-puji panjang, langsung melompat pada atribut kelima.

Kelima adalah spiritualitas yang dikenal sebagai "Keheningan." Keheningan yang berbahaya! Salah satu yang paling erat berkaitan dengan jiwa, melambangkan kematian, istirahat abadi, pelapukan, dan kerusakan. Selalu waspadalah terhadap spiritualitas ini!

Adapun atribut terakhir, semula kukira tak perlu kusebutkan. Jalannya begitu langka hingga mungkin seumur hidup kau takkan pernah menjumpai seorang pun yang menapakinya. Namun demi kelengkapan, biarlah kusebut singkat. Ketahuilah bahwa karena kelangkaannya, sebagian besar Beyonder bahkan sama sekali tak mengenalnya.

Spiritualitas terakhir disebut "Wahyu." Konon ia pun terikat pada jiwa. Legenda mengatakan, ia melambangkan wawasan dan pencerahan, kecerdasan mendalam, serta pengetahuan yang menyeluruh…

No comments:

Post a Comment