About

Bahasa Indonesia:

Penerjemah hanyalah seseorang yang hidup sebagai budak kata-kata di lingkup kecil sambil menyambi kuliah di sebuah universitas—yang entah benar-benar cocok untuknya atau tidak.

Sejak taman kanak-kanak hingga SMP, ia bercita-cita menjadi seorang guru.
Sayangnya, impian itu kandas karena keterbatasan kemampuan otak yang tak mampu mengikuti harapan.

Memasuki SMA, cita-citanya berubah: ingin menjadi pro gamer internasional—sebuah ambisi yang lahir saat bolos sekolah bersama teman-teman sekompleks.
Namun, lagi-lagi harus diurungkan.
Alasannya?
Karena ia terlalu noob, terlalu baperan, dan sering jadi beban saat match. Cacian dari teman maupun lawan jadi makanan sehari-hari.

Setelah lulus SMA, ia menemukan ketenangan dalam membaca fiksi dan non-fiksi, dan sempat bermimpi menjadi penulis.
Tapi... ya, dibatalkan juga (lagi).

Dan pada akhirnya—penulis gagal ini malah terjebak menjadi budak dari hobi yang paling ia nikmati:
Menerjemahkan novel-novel yang ia baca.

Indonesia, 2020


English Version:

The translator is simply someone living as a slave to words in a small corner of the world, juggling part-time translation work while continuing studies at a university—whether it suits them or not remains a question.

From kindergarten through middle school, they dreamed of becoming a teacher.
Unfortunately, that dream was crushed by the limits of their intellectual capabilities.

Entering high school, their goal shifted: to become an international pro gamer—a passion sparked during school-skipping adventures with neighborhood friends.
But once again, that dream was abandoned.
Why?
Because they were too noob, too overly sensitive, and always the deadweight in every match. Insults from both friends and opponents became a daily routine.

After graduating high school, they found peace in reading fiction and non-fiction stories, and briefly dreamed of becoming a writer.
But… that was canceled too (again).

And so, this failed writer ended up becoming a slave to the one thing they truly enjoyed:
Translating the novels they read.

Indonesia, 2020