Grimoire Dorothy Chapter 140

Bab 140: Hantu

Kota Atas Igwynt, Knight Street.

Sore hari, di dalam Rumah No.26, ruang tamu luas di lantai dua dipenuhi tamu yang datang menjenguk Anna, yang baru saja pulih dari sakit parah. Setelah lama dirawat di rumah sakit, Anna begitu gembira melihat banyak wajah yang dikenalnya sekaligus, dan dengan riang bercakap dengan mereka.

“Bagaimana pemulihanmu beberapa hari ini, Anna?” tanya Dorothy yang duduk di dekat jendela.

Anna mengangguk patuh. “Jangan khawatir, aku hanya ketakutan oleh serigala buas waktu itu. Berkat rahmat ilahi, aku sekarang baik-baik saja. Kita harus percaya pada kuasa para dewa, kan, Nona Mayschoss?”

Anna tersenyum, lalu sekilas mengedipkan satu matanya nakal. Dorothy pun tak kuasa menahan senyum balasan.

“Tentu saja, mari bersyukur atas perlindungan ilahi untuk kita semua.”

Sepertinya Anna sudah paham perannya. Ia tahu harus menyembunyikan kebenaran dan berusaha bekerja sama dengan Biro Ketenangan.

Dorothy merasa lega. Tujuan utamanya datang ke sini memang untuk memastikan kondisi Anna—apakah ia akan panik atau goyah di bawah pengawasan Pemburu. Ternyata, Anna menanganinya jauh lebih baik dari perkiraannya.

Pantas saja jadi murid teladan panti asuhan. Lebih dewasa dibanding anak seusianya. Patuh dan mengerti situasi. Melegakan.

Setelah berbincang, Dorothy berniat mencicipi kue-kue kecil yang sudah disiapkan di meja. Suasana hangat pertemuan membuat semua orang tenang.

Namun saat itu juga, sesuatu yang tak terlihat menembus dinding, diam-diam masuk ke Rumah No.26.

Entitas itu melayang di ruang tamu, menyusuri kerumunan tamu, mengamati setiap detail. Tidak ada seorang pun yang sadar. Para tamu tetap bercakap riang, sama sekali tak curiga ada sesuatu di sekitar mereka.

Bahkan ketika entitas itu melintas menembus tubuh manusia, tak seorang pun merasakan hal ganjil.

Sementara itu, Dorothy berkeliling ruang tamu, mencicipi kue dan teh, sambil berbincang dengan beberapa orang untuk mengorek informasi soal warisan Anna.

“Rumah ini lumayan bagus. Kira-kira berapa harganya…” gumamnya pelan.

Seorang pria berpakaian rapi, mungkin pengacara, tertawa kecil. “Knight Street adalah lokasi utama, Nona Mayschoss. Meski hanya townhouse, harganya tetap tinggi. Tak akan ada yang kurang dari 500 pound.”

“Cuma 500 pound…?” Dorothy membatin.

Lima ratus pound bisa membeli sebuah buku mistik, namun di dunia sekuler nilainya setara rumah bertingkat di lokasi elit. Betapa timpangnya harga begitu hal mistik ikut campur.

Aku penasaran berapa gaji Gregor. Sebagai kapten regu Pemburu, mestinya cukup besar. Tapi dari keluhannya, ia menabung hampir setahun dan belum cukup untuk rumah di pinggiran yang seharga 400–500 pound. Aku? Bisa dapat uang segitu hanya dari dua pekerjaan cepat.

Dorothy menyesap tehnya, menatap keluar jendela, lalu tiba-tiba ekspresinya menegang.

“Hm… ada yang aneh…”

Rasa tidak nyaman menyeruak, meski ia tak tahu kenapa.

Perasaan ini… menjijikkan. Ada sesuatu… apa sebenarnya?

Dorothy segera mengaktifkan kemampuan pasif dari keterampilan penilaiannya, membuka sedikit penglihatan spiritual.

Dan ia melihatnya.

Tepat di depannya, melayang di udara, samar-samar wajah pucat transparan muncul. Mata kosong dan keriput itu menatapnya diam-diam. Tangan Dorothy yang memegang cangkir bahkan menembus tubuh putih pucat itu.

Sekejap, mulut Dorothy terbuka, matanya membelalak, napas tercekat seakan akan berteriak.

“Aaa… betapa indahnya pemandangan jalan ini…”

Dengan paksa, ia menahan paniknya, membuat mulutnya yang sudah terbuka hanya melontarkan komentar ringan, lalu kembali menyeruput teh sambil menatap keluar jendela seolah tak terjadi apa-apa.

Melihat ketenangan Dorothy, sosok pucat itu hanya berputar dua kali sebelum melayang pergi, melanjutkan pengamatannya terhadap tamu-tamu lain, sesekali menembus tubuh mereka.

Apa-apaan ini? Kenapa ada makhluk seperti ini di sini?

Dorothy mengamati serius, pikirannya mulai menebak-nebak.

Apa ini ditempatkan Pemburu sebagai penjaga rahasia untuk Anna? Tidak… mustahil. Ia bahkan mendekati pelayan rumah yang jelas-jelas Pemburu penyamar. Kalau itu milik mereka, pasti tidak akan menyelidiki mereka juga.

Bisa menembus dinding, berbentuk samar manusia, tak kasat mata, melayang seperti hantu… Bukan ‘seperti’. Ini memang hantu!

Dorothy akhirnya yakin. Di dunia mistik, keberadaan roh bukan hal mustahil. Ini adalah hantu—atau lebih tepatnya, arwah.

Sekarang ia juga tahu sumber rasa tidak nyamannya tadi: entitas itu mendekat, melayang di sisinya.

Dan alasan ia bisa merasakannya jelas.

Segala hal yang berkaitan dengan kematian dan arwah—simbol pembusukan dan keheningan abadi—selalu terikat dengan spiritualitas Silence. Sedangkan Silence adalah lawan langsung Wahyu.

Sebagai Beyonder Wahyu, Dorothy secara naluriah merasa tidak selaras saat bersentuhan dengan arwah itu.

Dalam penglihatan spiritualnya, makhluk itu nyaris sepenuhnya tersusun dari spiritualitas Silence, bercampur sedikit unsur lain. Bedanya, tidak seperti makhluk hidup yang menyimpan spiritualitas dalam tubuh, arwah ini terbuka sepenuhnya, mudah sekali dideteksi.

Jadi… kenapa ada hantu di dalam Rumah No.26, tempat tinggal sementara Anna yang justru diatur khusus oleh Biro Ketenangan?

Wajah Dorothy tetap tenang, tapi dalam hatinya ia semakin serius.

No comments:

Post a Comment