Novel Gadis Penjahit Chapter 71

Pemandian Umum


Noren itu ternyata tidak dijahit dengan jahitan perlindungan.

Saat kucoba menyentuh kain merah itu, ada sensasi aneh.

Bagaimanapun juga, meski tampak seperti kain dan terasa seperti kain... entah bagaimana, rasanya bukan kain.

Mulai dari sini adalah pemandian wanita. Pria dan siapa pun yang berniat jahat dilarang melangkah lebih jauh.

Jadi begitu, ini semacam “fungsi” ya.

Eh, fungsi?

Bukan sekadar itu. Rasanya seperti... kesadaran penciptanya sendiri yang terwujud nyata dalam bentuk paling kuat.

Saat itu juga, dunia tiba-tiba bergetar.

Gempa?

Tidak, bukan. Hanya aku?

Rasanya seperti kehilangan keseimbangan. Mirip waktu pertama kali aku pingsan tiga hari tanpa makan di rumah keluarga Nuir.

“Yui? Kenapa?”

Arjit cepat-cepat menyangga pundakku. Baru kusadari tubuhku mulai limbung.

Di sekitar pilar air itu ada sekat batu melingkar yang bisa dijadikan tempat duduk. Aku pun dibimbing untuk duduk di sana.

Begitu duduk, aku sadar tubuhku terasa berat sekali.

Tidak, jangan dipikirkan soal kain itu...

“Kau baik-baik saja?”

“Yui-sama, maafkan aku.”

Lulu-san meraih nadiku, lalu menempelkan tangan ke dahiku. Aneh, tapi seketika aku merasa lega.

“Tidak ada demam.”

“Yui-sama, apa tadi kau merasakan sesuatu saat menyentuh kain merah itu?”

Enderia bertanya sambil menatap tirai noren.

Merasa sesuatu...?

“Bukan jahitan berkah. Memang kain, tapi... bukan kain.”

Ah, jangan dipikirkan lebih jauh. Kepalaku makin berputar.

Aku mengalihkan pandangan ke tirai noren, dan melihat sebuah papan di antara pintu masuk pemandian pria dan wanita—letaknya tertutup oleh pilar air, jadi tidak terlihat dari luar.

Aku berdiri, hampir saja melangkah langsung ke arah tirai.

Tulisan di papan itu... huruf Jepang!

[Ini adalah pemandian umum gratis.]

 Dilarang menetapkan biaya masuk untuk pemandian umum.

 Pengambilan dan penjualan kembali peralatan di dalamnya dilarang.

 Makanan ringan dan minuman boleh dibawa masuk.

 Pada umumnya, dilarang bertarung di area pemandian.

 Melukai orang lain, tindakan jahat,

 dan masuk ke Alun-alun Labirin Pemandian Air Panas adalah terlarang.

 Biaya masuk labirin ditentukan oleh pemandu.

 Pada hari pertama setiap bulan,

 setengah dari biaya digunakan untuk mengisi ulang mesin peralatan dengan batu sihir,

 sisanya untuk ongkos tenaga kerja.

            Michinaga Kamioka dan Rioka

Ah... jadi ini dibuat dengan kekuatan Tuhan.

“Illusionary Noble Phantasm...?”

Sesuatu seakan terhubung lalu terputus begitu saja dalam benakku.

Betapapun bentuknya kain, aku sadar: itu bukan sesuatu yang bisa kupahami.

Lagipula, huruf di noren itu jelas kanji Jepang!

Kalau bukan ciptaan orang reinkarnasi, aku pasti langsung menyangka ini buatan Tuhan!

Begitu menyadarinya, rasa pusingku hilang total.

Sepertinya tadi aku hanya terhuyung karena kewalahan.

Itu masuk akal bagiku... tapi orang-orang di sekeliling tampaknya tak sepakat.

Untungnya aku bicara dengan suara kecil, jadi hanya Arjit dan yang lainnya yang mendengar.

Mereka semua terperangah, menatap lekat tirai itu.

“Itu... kain itu?”

Hah? Ah! Benar juga!

Tadi kalian menanyai aku soal kain, kan?

“Bukan,”

Kalau tepatnya—bukan sekadar kain.

“Tapi seluruh lantai ini... kemungkinan besar adalah Phantasm Noble Phantasm?”

No comments:

Post a Comment