Bab 49 : Investigasi
Pagi hari, di kota bawah Igwynt, sebuah kafe pinggir jalan.
Di lantai dua, di bilik pribadi dekat jendela, seorang gadis berambut putih dengan gaun hitam-putih duduk santai. Tangannya terus menambahkan bongkahan gula ke dalam secangkir kopi panas yang baru disajikan.
Hari ini aku izin tidak masuk sekolah. Setelah “kegiatan ekstrakurikuler” kemarin, aku butuh waktu untuk bersantai—sekaligus merenung dan merangkum hasil dari operasi yang berhasil kulaksanakan.
Seperti yang kuduga… memang ada mata-mata dari Eucharist di dalam Biro Serenity. Informasiku pasti bocor lewat si pengkhianat itu…
Kusaduk kopi manis yang kini sudah berisi delapan bongkah gula, pikiranku melayang. Setelah dua kali jejakku dilacak dan nyawaku terancam oleh Eucharist, aku selalu bingung dari mana mereka mendapat informasi.
Lewat Gregor, aku tahu kalau Biro Serenity memang menyimpan data keluarga setiap anggota, bahkan alasan izin mereka dicatat resmi. Dari sana aku mulai curiga adanya pengkhianat. Terlebih lagi, jika kukaitkan dengan kasus markas Albert yang terbongkar terlalu cepat, benang merahnya makin jelas.
Untuk memastikan, aku merancang sebuah rencana.
Dengan boneka gagak, aku membuntuti Gregor beberapa hari dan akhirnya menemukan lokasi markas Biro Serenity. Lalu, melalui Edrick, aku memesan bunga dari toko dan mengirimkan pesan berisi alamat No. 22 Western Elmwood Street, tiba tepat waktu yang sudah kutentukan.
Di saat yang sama, aku sudah lebih dulu membersihkan markas itu, meninggalkan boneka Burton di sana untuk menunggu komunikasi darurat dari Eucharist. Dugaanku sederhana: begitu pesanku sampai di Biro, si pengkhianat pasti akan memberi peringatan ke Eucharist agar mereka kabur. Mereka tidak pernah menyangka, semua anggota di sana sudah kuhabisi.
Benar saja, boneka Burton menangkap pesan peringatan itu. Dengan begitu, keberadaan mata-mata terkonfirmasi. Lebih dari itu, aku juga memperoleh intel tambahan: alasan mereka menargetkanku, sekaligus lokasi persembunyian lain.
Jadi mereka ingin menjerat Gregor lewat diriku? Rupanya dia ancaman cukup besar bagi mereka…
Operasi ini memberiku banyak keuntungan: informasi penting, uang dalam jumlah lumayan, sebuah manuskrip mistis, dan kepuasan pribadi. Nanti aku harus cari tempat sepi untuk meneliti buku itu.
Kuteguk kopi manis hingga tersisa setengah, lalu menatap keluar jendela. Jalanan ramai oleh orang-orang yang berlalu-lalang. Senyum tipis muncul di bibirku.
“Sekarang pasti kalian sudah sampai, Gregor…”
Pagi yang sama, kota bawah Igwynt, No. 22 Western Elmwood Street.
Di depan rumah itu, polisi sudah memasang garis pembatas, menahan kerumunan warga yang penasaran. Dentuman tembakan yang terdengar tadi membuat warga panik dan melapor ke kantor polisi terdekat. Dalam sekejap, lokasi sudah diamankan.
“Inspektur Jack, bisa jelaskan apa yang terjadi? Ini pertikaian antar-geng? Ada berapa korban? Bagaimana kondisi di dalam?”
“Kasus ini masih dalam penyelidikan. Detail tidak bisa saya bocorkan sekarang. Silakan tunggu pernyataan resmi. Tolong menyingkir…”
“Setidaknya gambaran umumnya, Inspektur!”
Wartawan berdesak-desakan, menembakkan pertanyaan tanpa henti. Jack hanya mengulang jawaban standar. Bukan hanya karena prosedur, tapi juga karena dia sendiri tak tahu banyak. Kasus ini sudah diambil alih oleh lembaga lain. Polisi hanya ditugaskan mengatur keramaian dan menghadapi media.
Sementara itu, di dalam rumah, bau amis darah masih menusuk. Gregor dan Turner berdiri di ruang kerja, menatap mayat-mayat berceceran dengan wajah kelam.
“Tujuh jasad—enam orang biasa dan satu Craver. Semuanya mati. Craver itu, Burton Veil, pemilik beberapa properti di Purple Hill Town. Menurut tetangga, orang-orang berseragam ini adalah pelayannya. Jelas mereka semua anggota Eucharist. Burton kemungkinan salah satu inti mereka.”
Gregor melaporkan hasil penyelidikan awal.
“Kesaksian warga bilang tembakan hanya berlangsung satu menit, lalu hening total. Demi Putra Kudus… entitas macam apa yang bisa membantai sebanyak ini—termasuk seorang Craver—dalam waktu sesingkat itu? Menghabisi Craver bukan perkara mudah,” lanjutnya dengan nada tak percaya.
Turner mengernyit. “Gregor, kalau kau dan timmu menyerbu tempat ini, berapa lama kalian bisa menaklukkannya?”
Gregor menatap sekeliling, lalu menjawab setelah berpikir singkat. “Satu Craver dan tujuh pengikut? Kalau frontal tanpa jebakan, paling cepat sepuluh menit pertarungan sengit. Korban di pihak kita hampir pasti ada. Craver sendiri sudah sulit, pengikutnya begitu mengaktifkan jimat sigil juga bukan main sulitnya.”
Turner menghela napas. “Tapi ini markas mereka. Mustahil ada jebakan dari pihak luar. Jadi entah penyusup itu berhasil menyelinap, atau dia benar-benar menyerbu dari depan. Dan tetap saja bisa menyapu bersih secepat ini… luar biasa.”
Kebisuan menyelimuti ruangan. Semua orang paham: pelaku kali ini bukanlah sosok sepele. Menghabisi satu markas Crimson Eucharist sekaligus membunuh anggota intinya—itu pertanda kekuatan yang harus diperhitungkan.
“Hmph. Hebat memang… Tapi jangan lupa, merekalah yang memberi kita info markas ini. Begitu kita sampai, kita cuma disisakan mayat. Seolah-olah mereka menjadikan para Hunter tukang bersih-bersih… atau bahkan sedang mengejek kita,” gerutu Turner.
Gregor berusaha meredakan. “Tenang, Turner. Kita belum tahu siapa mereka. Jangan buru-buru menilai motif. Tapi jelas, ada kekuatan baru di Igwynt yang harus kita waspadai.”
Wajah Gregor menegang. Ingatannya melayang ke insiden di Vulcan, ketika sebuah entitas misterius juga mengguncang Crimson Eucharist.
Mungkinkah kedua kasus ini berkaitan—jejak dari individu atau organisasi yang sama?
Gregor menatap langit di luar jendela. Ia bisa merasakan bayangan ancaman baru menjulang di dunia gelap Igwynt—kekuatan yang mungkin setara dengan Crimson Eucharist… atau bahkan Biro Serenity sendiri.
“Baiklah… Lakukan penggeledahan menyeluruh. Bawa jasad-jasad ini. Kita harus segera lapor ke Tuan James.”
No comments:
Post a Comment